Kritik Karya Seni Lukis “Berebut Mangsa”

IMG_20171222_051535_155

Judul Karya : Berebut Mangsa

Ukuran Karya : 50 x 50cm

Media : Cat Akrilik diatas Kayu

Tahun : 2013

Seniman : Jihan Narantaka

 

 

Karya diatas merupakan karya dari Jihan Narantaka yang berjudul “Berebut Mangsa”, dibuat dengan ukuran 50x50cm diatas papan kayu menggunakan cat akrilik. Lukisan ini dibuat pada tahun 2013. Karya tersebut mengambil tema ikan piranha sebagai inspirasi dalam berkarya. Pada karya tersebut subject matter terdapat pada seekor mangsa yang dikerumuni oleh beberapa ikan piranha. Dalam lukisan ini terlihat sosok “mangsa” dilukis pada posisi sudut kiri bawah. Gerombolan ikan piranha digambarkan sedang melihat dan menuju ke arah mangsa tersebut, terlihat piranha-piranha berebut satu sama lain untuk mendapatkan mangsanya. Pada lukisan tersebut terdapat unsur warna diantaranya warna biru, merah, putih, kuning, dan hitam.

Pada lukisan tersebut menampilkan tekstur, dimana tekstur yang terdapat pada lukisan tersebut berupa tekstur maya. Adapun jenis garis yang terdapat pada lukisan tersebut ialah garis lengkung dan garis tak beraturan. Lukisan tersebut menampilkan background menggunakan latar warna dominan biru muda dan putih yang membentuk kesan dalam air..

Penjabaran Visual

Representasi visual dalam lukisan tersebut dilukiskan dengan bentuk yang sesuai dengan konsep realis, dimana menyerupai bentuk aslinya. Lukisan tersebut secara aspek balance atau keseimbangan sangatlah seimbang karena menerapkan golden ratio pada pembuatannya, dimana si mangsa dalam lukisan ini menjadi pusat perhatian. Dilukiskan dengan proporsi yang mendekati kenyataan di dunia nyata. Irama dalam lukisan ini dapat dilihat dari arah ikan yang mengarah pada satu titik yaitu kepada mangsanya.

Penggunaan teknik pembuatan karya tersebut memadukan beberapa unsur rupa seperti garis, raut, ruang, tekstur, warna, kesan dan gelap terang. Selain itu juga seniman juga mengolah prinsip dalam berkarya seni lukis seperti subjek utamanya dan keseimbangan kesuluruhan objek dalam karya. Lukisan tersebut menampilkan seekor ikan kecil yang dikerubungi oleh beberapa ikan yang berukuran jauh lebih besar sebagai pusat perhatian dari lukisan tersebut. Pada lukisan tersebut menampilkan kesan air yang membuat kesan ruang sehingga terlihat lebih nyata pada subject matter tersebut. Secara keseluruhan komposisi dari karya Jihan Narantaka terlihat nyaman dipandang walaupun ada beberapa perbedaan pada masing-masing objek.

Tafsir Karya Lukis “Berebut Mangsa”

Lukisan ini menggambarkan tentang kerasnya hidup di jaman sekarang melalui penggambaran beberapa ikan piranha yang sedang berebut mangsa satu sama lain. Dilihat dari arah dan ekspresi beberapa ikan piranha dalam lukisan itu dapat digambarkan bahwa mereka bersedia untuk berebut satu sama lain untuk kebutuhan perutnya meskipun harus berebut dengan kaum sendiri, ekspresi mereka menggambarkan jika mereka bersedia melukai kaumnya sendiri demi “makanan”, hal ini sangat menggambarkan kondisi masyarakat saat ini yang rela membunuh satu sama lain demi kepentingan atau urusannya masing-masing.

Nilai Karya Lukis “Berebut Mangsa”

Penilaian sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk, salah atau benar melainkan mengenai pemaknaan tersebut meyakinkan atau tidak. Untuk karya tersebut penilaian yang akan digunakan ialah paham realisme, yang bersifat subyektif dimana penilaian keindahan suatu karya seni realisme tidak hanya berdasarkan objek yang dilukis tetapi juga menyangkut isi dan makna lukisan itu sendiri. Karya “berebut mangsa” sebagai representasi dari emosi-emosi yang terjadi pada pemasalahan yang ada di negeri ini, termasuk mengenai keresahan mengenai isu tersebut.

Fokus utama dalam karya yang berjudul “Berebut Mangsa” ini digambarkan dengan gamblang dengan warna senada dengan warna turunan primer. Yaitu sekunder dengan kemudian warna hitam dan putih untuk menyeimbangkan objek keseluruhan. Pada karya tersebut Jihan Narantaka selaku seniman bermaksud menyampaikan keresahan sosial yang terjadi belakangan ini. Pesan dan emosi disampaikan secara halus dalam karya ini melalui perwujudan simbol-simbolnya.  Diluar itu, karya “Berebut Mangsa” tersebut mampu menjawab permasalahan mengenai berkarya tidak dibatasi media.